Ibnu sina dan ilmu Kedokteran
Pasal ke-2 tentang Keberadaan ilmu kedokteran
Keberadaan Ilmu Kedokteran
Ketika ilmu kedokteran memandang secara sarcastic kearah tubuh manusia, dari sisi apa saja yang membuat tubuh itu menjadi sehat ? dan dari sisi apa saja yang membuat tubuh itu menjadi sakit ?. Pertanyaan ini akan baru mendapatkan titik terang sebagai sebuah jawaban, apabila seseorang memahami symptom(gejala) pada factor penyebab-nya, yang di-ikuti oleh understanding of science pada sebuah trial ilmu kedokteran.
Ibnu sina mengatakan : “Seorang dokter perlu mengetahui dan memahami dasar-dasar kesehatan (basic of health), dan juga indication suatu penyakit.
Uraian kecil tentang factor penyebab sehat dan penyakit
Indikasi atau factor penyebab “baik itu sehat maupun sakit, kadang-kadang bisa dilihat secara visual, dan kadang-kadang tidak sama sekali. Pengetahuan dan pemahaman dari dasar keduanya, sangat membantu proses sebuah pengobatan. Karena seorang dokter tidak diperbolehkan mengambil satu tindakan medis hanya dengan sebuah estimasi (perkiraan). Akan tetapi “harus dengan sebuah pengetahuan yang cukup.
Syekh ibnu sina mengatakan: “sungguh nyata ilmu yang mengadung hakikat itu, ia akan sampai kepada puncak pengetahuan dan pemahaman yang tinggi, jika ia mengetahui setiap factor penyebabnya”.
Beliau mengatakan : “Factor penyebab “sehat dan sakit” dalam ruang ilmu kedokteran, dihimpun menjadi 4-bagian :
- Madiyah (Sebuah unsure/elemen)
- Failiah (Subjek/pelaku)
- Shuratiah (sebuah gambaran analogy)
- Tamamiyah (Kesempurnaan)
Factor Madiyah (factor dari sebuah unsure/elemen )
Factor Madiyah merupakan sebuah factor penyebab yang di-tempatkan sebagai factor pengukur kesehatan atau penyakit. Factor madiyah terhimpun dalam dua bagian :
- Maudu’at aqrab (Penempatan lebih dekat)
- Madhu’at ab’ad (Penempatan lebih jauh)
Adapun maksud Maudu’at aqrab (Penempatan lebih dekat) adalah bagian dari anggota badan dan existensi sebuah jiwa atau ruh. Adapun maudhuat ab’ad (Penempatan lebih jauh) adalah sebuah kombinasi sebagai pundamental. Kedua penempatan tersebut diketahui melalui melalui perkiraan tarqib (atau susunannya)
Lihat pada gambar
Factor Pailiyah (Subjek/Pelaku)
Faktor failiyah adalah factor yang bisa berubah-ubah, atau sebuah sebab yang mampu menjaga kondisi anggota tubuh dari kondisi udara , sesuatu yang menyatu dengan udara, makanan, jenis air, jenis minuman, apa yang menempel pada minuman, efek suntikan, iklim sebuah daerah, tempat tinggal, sesuatu yang berhubungan dengan tempat-tinggal, gerakan dan tidak bergerak, masalah kejiwaan, tidur, bangun tidur, perubahan gigi-gigi, dan perbedaan pada bentuknya, mengenai jasad, berbuatan, kebiasaan, apa yang datang ke-tubuh manusia sebab saling bersentuhan, dan lain sebagainya
Faktor shuratiyah (factor sebuah gambaran analogy)
Factor shuratiyah adalah factor dari sebuah gambaran analogy tentang tabiat tubuh manusia , kekuatan yang mucul setelahnya, dan susunan-susunannya.
Factor tamamiyah (factor kesempurnaan dari semua faktor yang ada)
Faktor tamamiyah adalah factor terjemah dari pelbagai perbuatan yang mencakup pengenalan tingkah laku, pengenalan kemampuan(power), pengenalan ruh yang membawa kekuatan. Dsb
Ini semua adalah penempatan dari sebuah istilah dalam bidang ilmu kedokteran, yang sisinya mengarah kepada pembahasan sebuah anatomy tubuh manusia , bagai mana ia bisa sakit dan bagai mana ia bisa sehat.
Annotation :
Syeikh ibnu sina berkata : “Arah pembahasan ini adalah bagai mana menjaga kesehatan secara utuh, dan bagai mana menghilangkan suatu penyakit. Dengan demikian, ada kewajiban lain yang harus diutamakan, yaitu kondisi antara “kesehatan dan penyakit” yang perlu disesuaikan dengan mengatur pola makan, minum, udara, tingkah-laku (baik dengan sebuah gerakan atau tidak), waktu yang tepat mengkonsumsi obat, sarana visio-terapi dan sebagainya. karena ini seua adalah sebuah estimasi yang terdapat dalam wadah ilmu kedokteran.
Bersambung……..
Blog Yang Berhubungan :