Pendahuluan
Saudara saudaraku yang dirahmati Allah…….
Mempelajari tentang Qiraatussab’ah mengingatkan kita kembali ketika disaat masih belajar di pondok pesantren “tentang satu kitab yang di karang oleh seorang wali-shalih yang bernama Assyekh, Alfaqih, Al-imam, Al-alim, Al alamah, Al-muhaqiqi Waliusshalih Assayyid Ali Annuri Asshafaqisi r.a didalam kitabnya yang bernama Ghastunnaf’i fi Qiraatussab’ah. Yang dirangkum didalam kitab Sirajul-Qori Al-Mubtadi karang an Abi Qosim bin Ali bin usman bin Muhammad bin ahmad bin hasan al Baghdadi Pada halaman 9-13.
Beberapa Penafsiran Tentang Hadist Diatas
Kemudian munculah beberapa opini dan interprestasi yg menafsirkan makna kalimat “SABA'ATU-AHRUF". Diantara-nya adalah :
Opini Imam abu ubed : “Destinasi makna sab’atul-ahruf adalah dialek yang dipakai oleh 7(Tujuh suku arab). Diantaranya : Quraisy, Hujel, Steqif, Hawajin, Kinanah, Tamim, dan yaman..
Menurut ahli hadist : Makna kalimat sabatul-ahruf adalah makna 7 hukum. 7 hukum yang dimasud adalah Halal, Haram, Muhkam, Mutasyabih, Amstal, Insya, dan Ikhbar. Dan masih banyak pendapat yang lain yang berhubungan dengan hadist tersebut.
Distraksi Syekh Muhammad Al-Jazari
Keterangan : Jumlah mayoritas opini dan interprestasi mengenai “SAB’ATU-AHRUF” dari kalangan ulama ahli hadits adalah “7 cara pembacaan qraat dari 7 ahli qiraat”
Asbabul-wurud Hadits
Masih didalam kitab yang sama, pada halaman 10 terdapat Asbabul-Wurud tentang hadist diatas . Hadist ini berhubungan dengan kisah Umar bin khatab dan Hisyam bin hakim tatkala membacakan
Mari kita mulai mengenal mereka....
Para Qari yang hafal Al-Qur’an dan terkenal dengan hafalan serta ketelitiannya, dan menyampaikan qira’at kepada kita sesuai dengan yang mereka terima dari sahabat Rasulullah SAW.
Qira’at yang mutawatir semuanya kita kutip dari para qari yang hafal Al-Qur’an dan terkenal dengan hafalan serta ketelitiannya. Mereka ialah imam-imam qira’at yang masyhur yang meyampaikan qira’at kepada kita sesuai dengan yang mereka terima dari sahabat Rasulullah SAW. Mereka memiliki keutamaan ilmu dan pengajaran tentang kitabullah Al-Qur’an sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Sebaik-baiknya orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”.
Syaikh Abul Yusri ‘Abidin telah menyebutkan nama-nama qari dalam dua bait sya’ir:
Nafi’, Ibnu Katsir, ‘Ashim dan Hamzah, Abu ‘Amer, Ibnu ‘Amir dan Kisaiy.
Itulah tujuh Imam yang tak diragukan lagi.
1. Ibnu ‘Amir
Nama lengkapnya adalah Abdullah al-Yahshshuby seorang qadhi di Damaskus pada masa pemerintahan Walid ibnu Abdul Malik. Pannggilannya adalah Abu Imran. Dia adalah seorang tabi’in, belajar qira’at dari Al-Mughirah ibnu Abi Syihab al-Mahzumy dari Utsman bin Affan dari Rasulullah SAW. Beliau Wafat di Damaskus pada tahun 118 H. Orang yang menjadi murid, dalam qira’atnya adalah Hisyam dan Ibnu Dzakwan.
Dalam hal ini pengarang Asy-Syathiby mengatakan: “Damaskus tempat tinggal Ibnu ‘Amir, di sanalah tempat yang megah buat Abdullah. Hisyam adalah sebagai penerus Abdullah. Dzakwan juga mengambil dari sanadnya.
2. Ibnu Katsir
Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Abdullah Ibnu Katsir ad-Dary al-Makky, ia adalah imam dalam hal qira’at
Asy-Syathiby mengemukakan: “Makkah tempat tinggal Abdullah. Ibnu Katsir panggilan kaumnya. Ahmad al-Bazy sebagai penerusnya. Juga….. Muhammad yang disebut Qumbul namanya.
3. ‘Ashim al-Kufy
Nama lengkapnya adalah ‘Ashim ibnu Abi an-Nujud al-Asady. Disebut juga dengan Ibnu Bahdalah. Panggilannya adalah
Kitab Syathiby dalam sya’irnya mengatakan: “Di Kufah yang gemilang ada tiga orang. Keharuman mereka melebihi wangi-wangian dari cengkeh Abu Bakar atau Ashim ibnu Iyasy panggilannya. Syu’ba perawi utamanya lagi terkenal pula si Hafs yang terkenal dengan ketelitiannya, itulah murid Ibnu Iyasy atau Abu Bakar yang diridhai.
4. Abu Amr
Nama lengkapnya adalah Abu ‘Amr Zabban ibnul ‘
Asy-Syathiby mengatakan: “Imam Maziny dipanggil orang-orang dengan nama Abu ‘Amr al-Bashry, ayahnya bernama ‘
5. Hamzah al-Kufy
Nama lengkapnya adalah Hamzah Ibnu Habib Ibnu ‘Imarah az-Zayyat al-Fardhi ath-Thaimy seorang bekas hamba ‘Ikrimah ibnu Rabi’ at-Taimy, dipanggil dengan Ibnu ‘Imarh, wafat di Hawan pada masa Khalifah Abu Ja’far al-Manshur tahun 156 H. Kedua perawinya adalah Khalaf wafat tahun 229 H. Dan Khallad wafat tahun 220 H. dengan perantara Salim.
Syatiby mengemukakan: “Hamzah sungguh Imam yang takwa, sabar dan tekun dengan Al-Qur’an, Khalaf dan Khallad perawinya, perantaraan Salim meriwayatkannya.
6. Imam Nafi.
Nama lengkapnya adalah Abu Ruwaim Nafi’ ibnu Abdurrahman ibnu Abi Na’im al-Laitsy, asalnya dari
Syaikh Syathiby mengemukakan: “Nafi’ seorang yang mulia lagi harum namanya, memilih Madinah sebagai tempat tinggalnya. Qolun atau Isa dan Utsman alias Warasy, sahabat mulia yang mengembangkannya.
7. Al-Kisaiy
Nama lengkapnya adalah Ali Ibnu Hamzah, seorang imam nahwu golongan Kufah. Dipanggil dengan nama Abul Hasan, menurut sebagiam orang disebut dengan nama Kisaiy karena memakai kisa pada waktu ihram. Beliau wafat di Ranbawiyyah yaitu sebuah desa di Negeri Roy ketika ia dalam perjalanan ke Khurasan bersama ar-Rasyid pada tahun 189 H. Perawinya adalah Abul Harits wafat pada tahun 424 H, dan ad-Dury wafat tahun 246 H.
Syathiby mengatakan: Adapun Ali panggilannya Kisaiy, karena kisa pakaian ihramnya, Laits Abul Haris perawinya, Hafsah ad-Dury hilang tuturnya.